Kemegahan arsitektur gereja katedral jakarta bergaya neo-ghotic
![]() |
Photo By : Ibrahim Jordan |
Greja Tua mungkin bisa
dibilang salah satu julukan yang tepat untuk Gereja Katedral Jakarta ini. Nama
resmi untuk Gereja ini adalah Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga "De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten
Hemelopneming". Gereja ini diresmikan dan diberkati pada tahun 21 April 1901
oleh Mgr. Edmund Sybradus Luypen, S.J., Vikaris Apostolik Jakarta.
Gereja yang berdiri sekarang
bukanlah gedung gereja yang sesungguhnya, karena pada tahun 1810 Gereja
Katedral yang asli telah diresmikan, namun pada tahun 1826 Gereja itu terbakar
dan roboh pada tahun 1890.
Arsitektur gereja dibuat dengan
gaya neo-gothik. Denah dengan bangunan berbentuk salib dengan panjang 60 meter
dan lebar 20 meter. Pada kedua belah terdapat balkon selebar 5 meter dengan
ketinggian 7 meter. Konstruksi bangunan ini dikerjakan oleh seorang tukang batu
dari Kwongfu, Cina. Konstruski bangunan ini terdiri dari batu bata tebal yang
diberi plester dan berpola seperti susunan batu alam. Dinding batu bata ini
menunjang kuda-kuda kayu jati yang terbentang selebar bangunan. Di bagian depannya terdapat
tiga Menara Angelus Dei setinggi 45 meter, dan diapit dua menara setinggi 60
meter. Pada bagian dalam terdapat mimbar bercorak gotik buatan firma Te Poel
dam Stoltefusz dan tiga buah altar.
Dalam gereja ini terdapat museum yang bisa dikunjungi bagi
wisatawan asing maupun domestik. Museum ini berdiri tas prakarsa Pater Rudolf
Kurris yang mencintai hal-hal bersejarah. Tentunya museum ini berisikan
berbagai macam hal dan perlengkapan yang berhubungan dengan gereja. Museum katedral
menyimpan berbagai benda- benda bersejarah seperti alat-alat ibadah, pakaian,
lukisan dan foto, patung-patung, buku, dan beberapa benda penting lainnya.
Tersimpan pula tongkat Paus Paulus VI yang dihadiahkan kepada Uskup Agung
Jakarta kala itu.
Hal yang menarik dari keberadaan
gereja ini adalah tempatnya yang besebrangan dengan masjid terbesar se-Asia
Tenggara, yaitu Masjid Istiqlal yang notabenenya tempat ibadah mayoritas di
Indonesia. Keberadaan kedua tempat ibadah umat yang berbeda ini sangat
memberikan kesan kuat, bahwa toleransi beragama di Indonesia sangat tinggi dan
masing-masing umat saling menghormati kepercayaan yang berbeda.
Hampir
semua turis yang datang ke Jakarta, baik yang pakai jasa pemandu wisata atau
backpacker pasti juga datang ke sana. Melihat lebih dekat dua rumah ibadah yang
besar dan megah. Sama-sama punya sejarah, sama-sama indah diabadikan dalam
kamera dan keduanya sama-sama masih berfungsi sebagai rumah ibadah sampai
sekarang.
Masjid Istiqlal dibangun saat
pemerintahan Presiden Soekarno dan masuk daftar masjid terbesar se-Asia
Tenggara yang mampu menampung 200 ribu jamaah. Sedangkan Gereja Katedral,
dibangun dengan arsitektur neo-gotik ala gereja-gereja di Eropa pada masa
kolonial Belanda di tahun 1901.
(Penulis: Ibrahim Jordan/PNB3A/2017)
0 Response to "Kemegahan arsitektur gereja katedral jakarta bergaya neo-ghotic"
Post a Comment