Sampah Menjadi Ramah Lingkungan dan Ekonomis
Perkotaan dihuni
jutaan masyarakat yang tiap hari melakukan aktivitasnya, semua aktivitas tentu
berdampak terhadap lingkungan kita, dan tidak dipungkiri semua yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari
urusannya adalah berinteraksi dengan manusia sebagai mahluk social, dan kita
juga berinteraksi dengan alam atau lingkungan kita. Tanpa menyadari proses
kehidupan yang berlanjut tiap hari banyak dampak yang mengakibatkan pencemaran
terhadap alam atau lingkungan, memang benar kita harus makan tiap hari tentu
kita sudah memiliki sisa atau sampah, kita belanja sama saja kita sudah harus
memiliki sampahnya baik itu plasitk maupun kemasannya, kita mau bepergian
dengan kendaraan tentu juga sudah mencemari udara sebab kendaraan kita ada
asap, hampir semua aktivitas kita meninggalkan sampah.
Hampir semua Negara
sudah melakukan riset tentang pengurangan limbah yang tercipta tiap hari demi
menjaga alam agar tetap nyaman dihuni dan berharap masih baik untuk masa
mendatang, sebab yang kita lihat sekarang ini belum tentu akan sama dengan masa
yang akan dating, dengan kesadaran ini bebberapa lembaga yang mendukung GO
GREEN berharap kepada masyarakat atau umat manusia dimuka bumi ini untuk
menjada dan mengurangi limbah atau sampah.
Dengan adanya
persoalan persoalan ini maka beberapa tim kreatif mengkaji apa saja yang harus
digunakan dalam mengurangi pencemaran ini, Negara-negara maju sudah menerapkan pengurangan rumah kaca,
meyelaraskan teknologi mereka dengan ramah lingkungan seperti mobil yang bertenaga
surya, menganjurkan swalayan atau market menggunakan kantong kertas dan tidak
lagi menjadi kantong plastik, membenahi tata ruang kota dengan kehijauan atau
menanam pepohonan dan banyak lagi.
Namun dalam tulisan
ini kita mau melirik sebuah kegiatan yang menjaga lingkungan dengan
memanfaatkan sebagai penghasilan lewat crafts, kreasi ini berawal dariprogram
pengelolaan sampah berbasis kampong digagas badan lingkungan hidup (BLH)
Yogyakarta, dan disamut ramah masyarakat salah satunya “Bang sampah Kampung
Kepuh” . seorang pengrajin dengan inisial Eni bercerita, dari bank bank sampah
inilah mereka merintis pengelolaan sampah ramah lingkungan sekaligus ekonomis,
sampah-sampah warga dari gelas, botol plastic dan lain-lain diterima dan hampir
semua warga menjadi nasabah bank sampah dan dari sinilah dimanfaatkan menjadi
kerajinan tangan yang memiliki nilai jual sekitar 5.000-30.000 rupiah, dan
dibawah ini dapat kita lihat contoh karyanya diatas dan dibawah ini
Dengan menggunakan kreatifitas ternyata sampah sangat bermanfaat besar dan dampak nya terhadap
lingkungan sangat membantu demi menjaga kelestarian lingkungan kita. Mudah-mudahan
tulisan ini bermanfaat.
0 Response to "Sampah Menjadi Ramah Lingkungan dan Ekonomis"
Post a Comment